Kamis, 10 Desember 2009

KREATIVITAS MENCIPTAKAN REALITAS



Hanya dengan kreativitas kita mampu menciptakan realitas. Mengatasi tantangan dan kesulitan dan menggapai relitas kehidupan yang baru.


Sejarah dunia ini diukir oleh orang-orang kreatif dengan karya-karyanya. Televisi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita saat ini. Tapi 100 tahun lalu, orang tidak menikmatinya, televisi bukanlah realitas kehidupan masyarakat 100 tahun lalu. Kreativitas J.L. Baird dan C.F. Jenkin–lah yang menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita.


Bahkan lampu yang menerangi rumah kita di malam hari, bukanlah realitas bagi masyarakat 200 tahun lalu. Adalah Thomas Alva Edison yang dengan kegigihannya setelah ratusan kali melakukan percobaan dan gagal, akhirnya menemukan kombinasi yang tepat dan berhasil. Kreativitas telah menciptakan relitas baru dalam kehidupan.


Kita yang mengeluh dengan capeknya menunaikan ibadah haji di saat ini, tentunya tidak akan sanggup menunaikan haji bila dilahirkan 200 tahun yang lalu. 200 tahun lalu, orang harus menempuh perjalanan selama berbulan-bulan ditengah laut menaiki kapal layar. Bagaimana jadinya bila badai laut menerjang? Hanya iman yang mampu menjawabnya. Pesawat terbang adalah realitas kita saat ini, bukan realitas 200 tahun lalu. Adalah kreativitas Wilbur dan O. Wright yang menciptakan realitas baru dalam kehidupan kita.


Realitas dunia adalah hasil bentukan serentetan kreativitas manusia. Kreativitas yang satu menjadi pijakan bagi kreativitas yang lain. Walau ada kalanya kreativitas itu benar-benar original dan muncul dari pemahaman yang benar-benar baru.


Kreativitas adalah kunci dari peradaban manusia. Ilmu pengetahuan berkembang karena kreativitas. Industri berkembang oleh karena kreativitas. Peradaban sebuah bangsa bangkit atau tenggelam bergantung pada dinamika kreativitas warga negaranya.


Kreativitas itu menggelinding terus seperti bola salju. Semakin lama semakin besar dan bergerak semakin cepat. Salah satu contoh, semenjak ditemukannya mesin uap oleh James Watt, perubahan besar melanda dunia. Kita saat ini menyebutnya dengan Revolusi Industri. Kreativitas James Watt segera direspon dengan sejumlah kreativitas lain dari berbagai kalangan. Para pengusaha menerapkan mekanisasi pada industri dan mngubah realitas industrial hingga saat ini. Para insinyur menerapkannya pada pabrik pengolahan besi dan baja. Hal tersebut pada akhirnya memicu kreativitas yang melahirkan, konstruksi rel kereta api, jembatan rangka besi, dll. Kereta api uap pun menjadi realitas transportasi manusia kala itu. Sebuah kreativitas memicu lahirnya kreativitas yang lain.


Kita seringkali menganggap bahwa yang disebut kreativitas adalah menemukan penemuan hebat atau ide-ide brilian yang mengubah dunia. Benar bahwa ide brilian dan penemuan hebat telah mengubah dunia. Namun sejatinya kreativitas itu tertanam di dalam diri setiap orang. Bahkan kreativitas itu sejatinya telah tertanam dalam RNA dan DNA kita.


Dari penelitian Walter Gilbert, yang tertuang dalam tulisannya “RNA World”, memaparkan kenyataan bahwa kreativitas molekul RNA-lah yang merajut kehidupan. Molekul-molekul RNA awalnya akan melakukan aktivitas-aktivitas katalik yang diperlukan untuk merakit salinan-salinan dirinya sendiri, kemudian mulai mensintesis protein, termasuk enzim. Enzim-enzim yang baru terbentuk tersebut akan menjadi katalis yang jauh lebih efektif daripada RNA dan akhirnya akan mendominasi. DNA akan muncul sebagai pembawa info genetik yang pamungkas, dengan kemampuan tambahan untuk membetulkan kekeliruan transkripsi karena struktur untai gandanya. Pada tahap tersebut RNA akan dialihkan ke peran perantaranya sekarang dan DNA menggantikan peran RNA untuk menyimpan info yang lebih efektif serta enzim-enzim untuk katalis yang lebih efektif. Jadi kekuarangan, tantangan, ancaman, bukanlah hambatan bagi molekul RNA yang dengan kreativitasnya menghadapi dan mengatasi persoalan bahkan mewujudkan sesuatu yang baru.


Dari sini kita bisa tahu bahwa struktur inti tubuh kita saja kreatif. Lebih dari itu kreativitas ternyata telah menjadi unsur pembentuk kehidupan di planet ini. Selama 2 milyar tahun pertama evolusi biologis, bakteri terus menerus mengubah permukaan dan atmosfer bumi, serta membuat umpan balik global bagi semua pengaturan sistem Gaia. Dalam melakukannya, bakteri menciptakan berbagai bioteknologi yang essensial bagi bagi kehidupan, termasuk fermentasi, fotosintesis, fiksasi nitrogen, respirasi dan berbagai alat untuk bergerak cepat.


Bakteri juga mengembangkan jalur kreativitas evolusioner kedua yang jauh lebih efektif daripada mutasi acak. Bakteri bebas membagi-bagi sifat-sifat warisan satu sama lain dalam satu jaringan pertukaran global dengan kekuatan dan efisiensi yang luar biasa.


Riset terkini dalam mikrobiologi telah menunjukkan bahwa sejauh menyangkut proses-proses kehidupan, jaringan bakteri planeter adalah sumber utama kreativitas evolusioner. Jadi kreativitas adalah hal yang paling esensial bagi kehidupan.


Kreativitas adalah milik semua orang. Kelahiran bangsa inipun dimulai dari ide-ide yang diusung oleh para pemuda yang mengikrarkan satu bangsa, satu nusa dan satu bahasa. Bagi penjajah Belanda, kala itu Indonesia merdeka hanyalah janji, sebuah mimpi. Tetapi bagi pemuda bangsa, Indonesia merdeka adalah realitas masa depan. Dan kini, Indonesia adalah sebuah Republik Merdeka.


Di alam kemerdekaan ternyata kita tidak bebas dari masalah, bahkan saat ini akibat krisis keuangan global yang menerpa negara-negara maju, ekspor kita menurun, kapasitas pabrik diturunkan bahkan beberapa terpaksa ditutup. Gelombnag PHK mulai menghantui industri dan masyarakat kita.


Disetiap masalah ada solusi. Setiap tantangan selalu menyuguhkan peluang. Kreativitas ada dalam pikiran kita, kreativitas adalah 1 dari 4 roda penggerak dalam pikiran. Tiga yang lain adalah informasi, analisa & logika, dan sistem rutin & prosedur. (De Bono)


Kita menggunakan pikiran kita setiap hari. Pikiran ini adalah pusat dari masalah sekaligus solusi. Hanya saja kita seringkali terjebak dalam pikiran kita masing-masing sehingga gagal mencapai solusi dalam menghadapi masalah kita. Karena terjebak dalam pikiran sendiri kita seringali menyerah sebelum melangkah. Hanya orang-orang yang mampu mengontrol pikirannyalah yang mampu keluar dari jebakan, dan memberdayakan kreativitasnya.


Harus disadari bahwa tidak semua kreativitas manusia mampu mengubah realitas dunia. Tetapi setiap kreativitas kita (individu) telah mengubah realitas dalam kehidupan kita. Contohnya Julius Salaka, saat krisis moneter tahun 1997, perusahaan tempatnya bekerja terimbas krisis cukup parah. Untuk mengisi waktu luang ia mencoba membuat gitar untuk dirinya sendiri, karena ia hobi bermain gitar. Siapa sangka, gitar bikinannya disukai teman-temannya. Kini dengan merek Stephallen gitarnya dijual hingga ke Inggris, Australia dan Malaysia. Bahkan gitaris sekelas Balawan, Tohpati, dan Piyupun memesan gitas Stephallen.


Kreativitas juga tidak mengenal batas umur. Bila kita sering ke KFC, tentu kita merasa KFC didirikan oleh orang kaya yang mungkin masih muda. Tidak, KFC dimulai oleh seorang pensiunan kolonel berusia 65 tahun. Dan awalnya, resep ayamnya ditolak oleh hampir 1000 rekanan resto. Namun ia tidak menyerah, karena ia percaya bahwa resep ayam gorengnya mampu memberikan kenikmatan bagi banyak orang dan hasilnya bisa kita nikmati sampai hari ini.


Kunci keberhasilan kreativitas bagi setiap orang adalah saat ia mengerjakan yang ia kerjakan dengan tekun dan penuh rasa cinta, yang dilandasi tanggung jawab baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Kreativitas tidak sama dengan berkhayal dan bermimpi. Kalau kita memiliki suatu ide atau banyak ide tetapi membiarkan ide-ide itu berenang di alam khayal anda, maka anda sedang bermimpi. Sesuatu itu disebut kreativitas bila membuat anda melakukan sesuatu, memberdayakan diri anda untuk membuat sesuatu, melakukan sebuah tindakan dan melahirkan sebuah karya.


Realitas masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh kreativitas kita saat ini. Mari bersatu dalam kreativitas menciptakan Indonesia baru yang jaya dan sejahtera, disegani oleh dunia. Mari meninggalkan kebiasaan bergerombol dalam tindakan anarkis dan koruptif, yang hanya akan menjerumuskan diri sendiri dan bangsa ini dalam kehancuran. Sekarang eranya kreativitas. Kreativitas menciptakan realitas.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar